Home / Travel / Ragam Kue Tradisional Khas Lombok Yang Langka

Ragam Kue Tradisional Khas Lombok Yang Langka

Ragam Kue Tradisional Khas Lombok Yang Langka

Di balik pesona pantai pasir putih dan gunung berapi yang menjulang, tersimpan aneka ragam kue tradisional yang sarat akan sejarah dan budaya. Sayangnya, banyak di antara kue-kue ini terancam punah, tergerus oleh modernisasi dan kurangnya upaya pelestarian. Artikel ini akan mengupas beberapa kue tradisional khas Lombok yang langka, menguak sejarahnya, bahan baku unik yang digunakan, serta upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga kelestariannya.

1. Janggel:

Janggel bukanlah kue sembarangan. Kue ini merupakan simbol kebersamaan dan keakraban masyarakat Lombok, khususnya dalam acara-acara adat dan perayaan penting. Bentuknya unik, menyerupai bulan sabit atau perahu kecil yang terbuat dari adonan tepung beras ketan yang dibentuk secara manual. Proses pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan keahlian khusus, memerlukan waktu dan kesabaran.

Ragam Kue Tradisional Khas Lombok Yang Langka

Bahan baku Janggel didominasi oleh tepung beras ketan yang dicampur dengan santan kelapa, sedikit garam, dan gula aren. Adonan yang telah diuleni hingga kalis kemudian dibentuk, lalu dikukus hingga matang. Warna putihnya yang bersih dan teksturnya yang kenyal serta manis legit dari gula aren memberikan cita rasa yang khas dan sulit dilupakan. Janggel biasanya disajikan bersama dengan minuman tradisional seperti teh manis atau kopi Lombok. Sayangnya, keterampilan membuat Janggel kini semakin langka, ditambah lagi dengan minimnya generasi muda yang tertarik untuk mempelajarinya.

2. Onde-Onde Sereh:

Berbeda dengan onde-onde pada umumnya, onde-onde khas Lombok memiliki keunikan tersendiri. Kue ini diberi aroma sereh yang harum dan menyegarkan. Adonan bola-bola ubi yang digoreng hingga kecokelatan ini memiliki tekstur yang lembut di dalam dan sedikit renyah di luar. Aroma sereh yang khas membangkitkan selera dan memberikan sensasi berbeda dibandingkan onde-onde biasa.

Sereh yang digunakan bukan sembarang sereh, melainkan sereh wangi pilihan yang memberikan aroma yang kuat dan tidak menyengat. Proses pembuatannya cukup sederhana, namun membutuhkan ketelitian agar bola-bola ubi tidak hancur saat digoreng. Onde-onde sereh biasanya disajikan sebagai teman minum teh sore atau sebagai hidangan penutup dalam acara-acara tertentu. Namun, semakin sulitnya menemukan onde-onde sereh di pasaran membuat kue ini terancam punah.

3. Tiwul:

Tiwul merupakan makanan pokok pengganti nasi yang terbuat dari singkong. Meski bukan kue dalam artian yang sebenarnya, Tiwul memiliki peran penting dalam sejarah dan budaya Lombok, khususnya di masa lalu ketika beras sulit didapatkan. Proses pembuatannya cukup sederhana, singkong dikupas, dicuci, lalu dikukus hingga matang. Setelah itu, singkong dikupas dan dikeringkan, kemudian ditumbuk hingga menjadi tepung. Tepung singkong kemudian dicampur dengan air panas dan sedikit garam, lalu dikukus kembali hingga menjadi adonan yang kenyal.

Tiwul memiliki rasa yang gurih dan tekstur yang kenyal, seringkali disajikan dengan parutan kelapa dan sedikit gula aren untuk menambah rasa manis. Meskipun masih bisa ditemukan di beberapa daerah di Lombok, konsumsi Tiwul semakin berkurang seiring dengan meningkatnya akses terhadap beras. Generasi muda pun cenderung lebih memilih makanan modern dibandingkan dengan Tiwul, sehingga kelestariannya terancam.

4. Dadar Gulung Isi Kelapa Muda:

Dadar gulung merupakan kue yang cukup populer di Indonesia. Namun, dadar gulung khas Lombok memiliki ciri khas tersendiri, yaitu isiannya yang terbuat dari kelapa muda yang diparut halus dan dicampur dengan sedikit gula aren. Kulit dadar gulungnya tipis dan kenyal, dibuat dari adonan tepung beras yang dicampur dengan santan dan sedikit kunyit untuk memberikan warna kuning keemasan.

Proses pembuatan dadar gulung membutuhkan ketelitian dan keterampilan khusus agar kulit dadar gulung tidak mudah sobek. Isian kelapa muda yang segar dan manis berpadu sempurna dengan kulit dadar gulung yang lembut. Kue ini sering disajikan sebagai hidangan penutup atau sebagai kudapan di acara-acara tertentu. Namun, seiring dengan munculnya berbagai jenis kue modern, dadar gulung isi kelapa muda khas Lombok mulai ditinggalkan.

5. Jaje Laklak:

Jaje Laklak adalah kue tradisional Lombok yang terbuat dari tepung beras dan santan. Kue ini memiliki tekstur yang lembut dan kenyal, dengan rasa yang gurih dan sedikit manis. Proses pembuatannya cukup sederhana, adonan tepung beras dan santan dituang ke dalam cetakan khusus yang terbuat dari tanah liat, lalu dikukus hingga matang. Setelah matang, Jaje Laklak dipotong-potong dan disajikan.

Jaje Laklak biasanya disajikan dengan parutan kelapa dan sedikit gula aren. Kue ini memiliki cita rasa yang sederhana namun lezat, seringkali menjadi teman minum teh sore atau sebagai hidangan penutup. Namun, semakin jarang ditemukannya cetakan tanah liat dan kurangnya minat generasi muda untuk membuat Jaje Laklak menyebabkan kue ini terancam punah.

Upaya Pelestarian Kue Tradisional Lombok:

Pelestarian kue-kue tradisional Lombok yang langka ini memerlukan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Dokumentasi dan inventarisasi: Melakukan pendataan dan dokumentasi yang lengkap mengenai kue-kue tradisional Lombok, termasuk resep, bahan baku, dan proses pembuatannya.
  • Pelatihan dan pendidikan: Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada generasi muda mengenai pembuatan kue-kue tradisional Lombok. Hal ini dapat dilakukan melalui workshop, kursus, atau kegiatan-kegiatan lainnya.
  • Pemanfaatan media sosial: Memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan dan memperkenalkan kue-kue tradisional Lombok kepada masyarakat luas.
  • Kerjasama dengan pemerintah dan swasta: Membangun kerjasama dengan pemerintah dan swasta untuk mendukung upaya pelestarian kue-kue tradisional Lombok. Hal ini dapat berupa bantuan dana, pelatihan, atau pemasaran.
  • Penelitian dan pengembangan: Melakukan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing kue-kue tradisional Lombok.

Melestarikan kue-kue tradisional Lombok bukan hanya sekadar menjaga warisan kuliner, tetapi juga melestarikan budaya dan identitas masyarakat Lombok. Dengan upaya yang terpadu dan komprehensif, kita dapat memastikan bahwa kue-kue tradisional ini tetap lestari dan dinikmati oleh generasi mendatang. Mari kita jaga warisan rasa ini agar tidak hilang ditelan zaman. Setiap gigitan kue tradisional Lombok adalah sebuah perjalanan waktu, sebuah perjumpaan dengan sejarah dan budaya yang kaya. Jangan biarkan warisan ini lenyap begitu saja.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *