Puncak perayaan tahun ini tak hanya diramaikan oleh berbagai kegiatan budaya, seni, dan olahraga, tetapi juga oleh sebuah atraksi yang telah menjadi ikon desa: Parade Kuda Hias. Ribuan warga dan pengunjung dari berbagai daerah tumpah ruah di sepanjang jalan utama desa, menyaksikan keindahan dan kemegahan kuda-kuda yang dihias dengan begitu apik dan penuh kreativitas.
Parade Kuda Hias di Desa Sukasari bukan sekadar peragaan kuda yang dihias; ia merupakan manifestasi dari semangat kebersamaan, kreativitas, dan pelestarian budaya lokal. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun, menjadi warisan berharga yang dijaga dan dirayakan oleh generasi demi generasi warga Sukasari. Setiap tahun, parade ini selalu menyuguhkan kejutan dan inovasi baru, baik dari segi dekorasi kuda maupun kreasi kostum para penunggangnya.
Tahun ini, lebih dari 50 kuda hias berpartisipasi dalam parade. Setiap kuda dihias dengan detail yang luar biasa, mencerminkan ketekunan dan dedikasi para pemilik dan periasnya. Berbagai tema diangkat, mulai dari tema pewayangan yang klasik dan elegan, tema dongeng rakyat yang penuh warna dan imajinatif, hingga tema modern yang mencerminkan perkembangan zaman. Kuda-kuda itu dibalut dengan kain-kain sutra bermotif batik khas Jawa Barat, dihiasi dengan payet, manik-manik, dan aksesoris lainnya yang berkilauan di bawah terik matahari. Tak hanya kuda, para penunggangnya pun tak kalah menarik perhatian. Mereka mengenakan kostum yang serasi dengan tema dekorasi kuda, menambah semarak dan keindahan parade.
Salah satu kuda hias yang paling mencuri perhatian adalah kuda milik Pak Karto, seorang warga desa yang telah berpartisipasi dalam parade ini selama lebih dari 30 tahun. Kuda miliknya, yang diberi nama "Gagah Perkasa," dihias dengan tema pewayangan. Kuda berwarna hitam legam itu dibalut dengan kain sutra berwarna merah maroon, dihiasi dengan ukiran kayu yang menggambarkan tokoh-tokoh pewayangan seperti Gatotkaca dan Arjuna. Detail-detail kecil seperti mahkota di kepala kuda dan bulu-bulu merak yang menghiasi pelana menambah kesan megah dan anggun. Pak Karto, dengan senyum ramahnya, menceritakan bagaimana ia dan keluarganya telah mempersiapkan kuda tersebut selama berbulan-bulan. "Ini bukan sekadar parade, ini adalah bentuk penghormatan kami kepada leluhur dan tradisi desa kami," ujarnya dengan bangga.
Selain kuda milik Pak Karto, beberapa kuda hias lainnya juga menampilkan tema-tema yang unik dan menarik. Ada kuda yang dihias dengan tema wayang golek, dengan penunggangnya mengenakan kostum tokoh-tokoh wayang yang ikonik. Ada pula kuda yang dihias dengan tema alam, dengan dekorasi berupa bunga-bunga dan dedaunan yang segar. Kreativitas para peserta parade memang tak terbatas, menghasilkan karya seni yang memukau dan memikat mata para penonton.
Parade Kuda Hias tidak hanya menjadi ajang perlombaan kecantikan dan keindahan, tetapi juga sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Para peserta parade berasal dari berbagai dusun di Desa Sukasari, dan mereka telah mempersiapkan kuda-kuda mereka secara bersama-sama, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Proses persiapan ini telah memperkuat ikatan persaudaraan dan kebersamaan di antara mereka.
Suasana meriah semakin terasa dengan adanya iring-iringan musik tradisional yang mengiringi parade. Gamelan Jawa dan rebana mengalun merdu, menambah semarak suasana perayaan. Para penonton pun ikut bergoyang dan bernyanyi, larut dalam keceriaan dan kegembiraan bersama. Anak-anak berlarian dengan riang, sementara orang dewasa asyik mengabadikan momen-momen indah dengan kamera ponsel mereka.
Tidak hanya parade kuda hias, perayaan hari jadi Desa Sukasari juga diramaikan oleh berbagai kegiatan lainnya. Ada pameran produk UMKM lokal, pertunjukan seni tradisional, lomba-lomba rakyat, dan berbagai kegiatan hiburan lainnya. Semua kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal Desa Sukasari, serta meningkatkan perekonomian masyarakat.
Parade Kuda Hias di Desa Sukasari bukan hanya sebuah atraksi semata, tetapi juga sebuah bentuk pelestarian budaya dan tradisi yang patut dijaga dan dilestarikan. Ia merupakan cerminan dari semangat kebersamaan, kreativitas, dan kecintaan warga terhadap desanya. Keberhasilan parade ini juga tak lepas dari peran pemerintah desa yang telah memberikan dukungan dan fasilitasi yang memadai. Semoga tradisi ini dapat terus lestari dan menjadi kebanggaan Desa Sukasari untuk generasi-generasi mendatang.
Keunikan Parade Kuda Hias Desa Sukasari terletak pada partisipasi aktif seluruh warga. Bukan hanya pemilik kuda yang terlibat, tetapi juga para pengrajin yang membuat aksesoris dan pernak-pernik dekorasi, penjahit yang membuat kostum, musisi yang memainkan musik pengiring, dan bahkan warga yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban selama parade berlangsung. Semua elemen masyarakat bersatu padu untuk menyukseskan acara ini, menjadikan parade kuda hias sebagai simbol kebersamaan dan persatuan warga Desa Sukasari.
Selain itu, Parade Kuda Hias juga menjadi daya tarik wisata yang mampu meningkatkan perekonomian desa. Para pengunjung dari luar daerah turut meramaikan acara ini, sehingga berdampak positif terhadap sektor perhotelan, kuliner, dan usaha-usaha kecil lainnya di Desa Sukasari. Hal ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak hanya penting untuk menjaga identitas dan jati diri suatu daerah, tetapi juga dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi masyarakat.
Di penghujung acara, para juri mengumumkan pemenang lomba kuda hias. Namun, sebenarnya, semua peserta adalah pemenang. Mereka telah berhasil menampilkan karya seni yang luar biasa, menunjukkan kreativitas dan dedikasi yang tinggi. Lebih dari itu, mereka telah berhasil mempersembahkan sebuah pertunjukan yang memukau dan menghibur, serta memperkuat rasa kebersamaan dan kecintaan terhadap Desa Sukasari. Parade Kuda Hias tahun ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan, menciptakan perpaduan yang harmonis dan memukau. Semoga tradisi ini terus berlanjut, dan terus menjadi kebanggaan Desa Sukasari dan Indonesia. Semoga semangat kebersamaan dan kreativitas yang terpancar dalam parade ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal mereka.