Salah satu permata tersembunyi di pulau ini adalah Desa Sukarara, sebuah desa yang dikenal sebagai pusat kerajinan tenun tradisional Lombok. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pembuatan kain tenun dengan motif dan teknik yang unik, sekaligus menyelami kekayaan budaya masyarakat Sasak yang terpatri dalam setiap helainya.
Desa Sukarara, terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, bukanlah sekadar desa biasa. Desa ini telah lama menjadi kiblat bagi para pengrajin tenun, mewariskan keterampilan dan pengetahuan turun-temurun selama bergenerasi. Udara desa yang sejuk, dihiasi hamparan sawah hijau yang membentang luas, menciptakan suasana yang tenang dan damai, sangat kontras dengan hiruk pikuk kehidupan kota. Namun, di balik ketenangan ini, tersimpan semangat dan dedikasi para pengrajin yang tekun mengolah benang menjadi karya seni yang memikat.
Saat memasuki Desa Sukarara, pengunjung akan langsung disambut dengan deretan rumah-rumah tradisional Sasak yang sederhana namun elegan. Rumah-rumah ini dibangun dengan arsitektur khas, menggunakan material alami seperti kayu dan bambu. Di halaman rumah-rumah tersebut, seringkali terlihat para pengrajin yang tengah asyik menenun, menciptakan pola-pola rumit dengan tangan-tangan terampil. Suara gemerisik alat tenun tradisional, yang disebut “gedogan”, menjadi iringan yang merdu di tengah suasana desa yang tenang.
Tenun tradisional Lombok memiliki ciri khas yang membedakannya dari tenun di daerah lain. Motif-motifnya kaya akan simbol dan makna, mencerminkan kehidupan, kepercayaan, dan alam sekitar masyarakat Sasak. Warna-warna alamiah seperti merah, biru, hitam, dan putih mendominasi, yang diperoleh dari pewarna alami seperti indigo, akar mengkudu, dan kulit kayu. Proses pewarnaan alami ini memerlukan waktu dan kesabaran yang tinggi, namun menghasilkan warna yang kuat dan tahan lama, serta ramah lingkungan.
Beberapa motif tenun Lombok yang terkenal antara lain:
-
Motif Geometri: Motif ini sangat umum ditemukan pada tenun Lombok, menampilkan pola-pola garis, segitiga, dan persegi yang tersusun rapi dan harmonis. Motif geometri seringkali merepresentasikan unsur-unsur alam, seperti gunung, laut, dan matahari.
-
Motif Flora dan Fauna: Tenun Lombok juga menampilkan motif flora dan fauna khas Lombok, seperti bunga teratai, burung merak, dan ikan. Motif ini menggambarkan keindahan alam dan keanekaragaman hayati yang ada di Lombok.
-
Motif Kaligrafi: Motif kaligrafi Arab juga sering ditemukan pada tenun Lombok, mencerminkan pengaruh Islam yang kuat dalam kehidupan masyarakat Sasak. Kaligrafi ini biasanya ditulis dengan benang emas atau perak, menambah kesan mewah pada kain tenun.
-
Motif Kontemporer: Selain motif tradisional, kini juga banyak ditemukan motif kontemporer yang diadaptasi dari motif tradisional. Motif-motif ini lebih modern dan dinamis, namun tetap mempertahankan ciri khas tenun Lombok.
Proses pembuatan tenun tradisional Lombok merupakan proses yang panjang dan rumit, membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi. Proses tersebut dimulai dari pemilihan bahan baku, yaitu benang kapas atau sutra yang berkualitas baik. Benang kemudian dipintal dan diwarnai secara alami. Setelah benang siap, proses penenunan dimulai dengan menggunakan alat tenun tradisional “gedogan”. Proses penenunan ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi, karena setiap pola harus dikerjakan dengan presisi. Sebuah kain tenun bisa memakan waktu berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, untuk diselesaikan, tergantung pada kerumitan motif dan ukuran kain.
Menyaksikan proses pembuatan tenun di Desa Sukarara merupakan pengalaman yang sangat berharga. Pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan para pengrajin, bertanya tentang proses pembuatan, motif, dan makna di balik setiap pola. Para pengrajin dengan ramah akan menjelaskan seluk beluk tenun Lombok, berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka turun-temurun. Interaksi ini memberikan kesempatan untuk lebih memahami dan menghargai nilai budaya yang terkandung dalam setiap helai kain tenun.
Desa Sukarara bukan hanya destinasi wisata budaya, tetapi juga menjadi tempat belajar yang berharga. Di sini, pengunjung dapat belajar tentang sejarah tenun Lombok, teknik penenunan tradisional, dan makna di balik motif-motifnya. Pengalaman ini akan menambah wawasan dan apresiasi terhadap kekayaan budaya Indonesia.
Kunjungan ke Desa Sukarara juga merupakan kesempatan untuk merasakan keramahan masyarakat Sasak. Masyarakat setempat sangat ramah dan terbuka kepada pengunjung, selalu siap berbagi cerita dan pengalaman mereka. Suasana desa yang tenang dan damai, dipadu dengan keramahan masyarakatnya, akan menciptakan pengalaman wisata yang tak terlupakan.
Dalam era globalisasi dan modernisasi, keberadaan tenun tradisional Lombok di Desa Sukarara patut diapresiasi dan dilestarikan. Tenun ini bukan hanya sekadar kain, tetapi juga merupakan warisan budaya yang berharga, yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Dengan mengunjungi dan mendukung Desa Sukarara, kita turut berperan serta dalam menjaga kelangsungan hidup budaya tenun tradisional Indonesia. Maka, jika Anda berkunjung ke Lombok, sempatkanlah untuk mengunjungi Desa Sukarara dan saksikan sendiri pesona tenun tradisional yang memukau ini. Anda akan terpesona oleh keindahan dan keunikannya, serta tergerak untuk turut melestarikan warisan budaya bangsa. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyelami keindahan dan kekayaan budaya Lombok yang terpatri dalam setiap helainya.