Kehidupan masyarakat Lombok tak terpisahkan dari alam sekitarnya. Bukan sekadar memanfaatkan alam, mereka hidup bersama alam, menghormati siklusnya, dan membangun budaya yang berkelanjutan. Kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun inilah yang menjadi kunci keberhasilan mereka dalam menjaga keseimbangan hidup, yang kini menjadi inspirasi bagi dunia dalam menghadapi tantangan lingkungan global.
Sistem Pertanian Adat: Bercocok Tanam dengan Bijak
Salah satu pilar utama harmoni alam dan budaya di Lombok adalah sistem pertanian adat yang dikenal sebagai bejiq. Sistem ini bukan sekadar teknik bercocok tanam, melainkan sebuah sistem sosial-ekonomi yang mengatur hubungan manusia dengan alam. Bejiq menekankan pada pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, menghindari eksploitasi berlebihan, dan menjaga kesuburan tanah.
Praktik pertanian bejiq melibatkan beberapa aspek penting:
-
Sistem Tanam Gilir (Rotasi Tanam): Petani Lombok tidak menanam satu jenis tanaman secara terus-menerus di lahan yang sama. Mereka menerapkan sistem rotasi tanam, di mana lahan diistirahatkan secara periodik untuk mengembalikan kesuburan tanah. Hal ini mencegah degradasi lahan dan menjaga produktivitas jangka panjang.
-
Penggunaan Pupuk Organik: Penggunaan pupuk kimia sangat minim dalam sistem bejiq. Petani lebih mengandalkan pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang. Hal ini menjaga kesehatan tanah dan mencegah pencemaran lingkungan.
-
Pengelolaan Air yang Terintegrasi: Sistem pengairan tradisional yang terintegrasi dengan baik menjadi kunci keberhasilan pertanian bejiq. Sistem irigasi sederhana, seperti saluran air dan bendungan kecil, dibangun secara kolaboratif oleh masyarakat dan dikelola secara bersama-sama. Hal ini memastikan ketersediaan air untuk pertanian sepanjang tahun.
-
Keanekaragaman Hayati: Sistem bejiq mendorong keanekaragaman hayati. Petani menanam berbagai jenis tanaman, baik tanaman pangan maupun tanaman penunjang, dalam satu lahan. Hal ini menciptakan ekosistem yang lebih seimbang dan tahan terhadap hama dan penyakit.
-
Hutan sebagai Penyangga Kehidupan: Hutan lindung dan hutan adat di sekitar lahan pertanian memainkan peran penting dalam menjaga kesuburan tanah dan ketersediaan air. Masyarakat Lombok memiliki aturan adat yang ketat dalam menjaga kelestarian hutan, melarang penebangan liar dan eksploitasi sumber daya hutan secara berlebihan.
Air merupakan sumber daya yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat Lombok. Kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya air terlihat dalam sistem qanāt (terowongan air bawah tanah) dan sistem subak (sistem irigasi sawah terpadu). Sistem qanāt yang dibangun secara tradisional ini mampu mengalirkan air dari sumber mata air bawah tanah ke lahan pertanian, bahkan di daerah yang kering. Sementara itu, sistem subak mengatur pembagian air secara adil dan merata di antara para petani.
Pengelolaan sumber daya air ini tidak hanya berorientasi pada aspek teknis, tetapi juga pada aspek sosial dan budaya. Masyarakat membentuk lembaga adat yang bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya air, memastikan ketersediaan air untuk pertanian dan kehidupan sehari-hari. Adat istiadat dan nilai-nilai sosial yang kuat menjadi pengikat dalam menjaga kelestarian sumber daya air.
Rumah Adat dan Arsitektur yang Ramah Lingkungan:
Rumah adat Sasak, dengan arsitekturnya yang unik dan sederhana, mencerminkan kearifan lokal dalam membangun hunian yang ramah lingkungan. Bahan bangunan yang digunakan sebagian besar berasal dari alam sekitar, seperti bambu, kayu, dan alang-alang. Desain rumah yang memperhatikan sirkulasi udara dan cahaya matahari alami meminimalkan penggunaan energi. Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat Lombok mampu hidup selaras dengan alam tanpa mengorbankan kenyamanan hidup.
Upacara Adat sebagai Bentuk Penghormatan kepada Alam:
Masyarakat Lombok memiliki berbagai upacara adat yang berkaitan dengan alam. Upacara-upacara ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada alam atas segala karunia yang diberikan. Upacara-upacara ini juga berfungsi untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Contohnya, upacara nyama yang dilakukan untuk memohon kesuburan tanah dan hasil panen yang melimpah.
Upacara-upacara adat ini juga memperkuat ikatan sosial di antara masyarakat. Melalui partisipasi dalam upacara-upacara ini, masyarakat merasa memiliki tanggung jawab bersama dalam menjaga kelestarian alam dan budaya.
Pelestarian Keanekaragaman Hayati:
Masyarakat Lombok juga menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian keanekaragaman hayati. Mereka memiliki pengetahuan tradisional tentang berbagai jenis tumbuhan dan hewan, serta manfaatnya bagi kehidupan manusia. Pengetahuan ini diturunkan dari generasi ke generasi, dan menjadi dasar dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Mereka juga memiliki kebiasaan untuk menanam berbagai jenis pohon di sekitar rumah dan lahan pertanian, yang berfungsi sebagai peneduh, penahan angin, dan habitat bagi berbagai jenis hewan.
Tantangan dan Upaya Pelestarian:
Meskipun telah berhasil menjaga harmoni alam dan budaya selama berabad-abad, masyarakat Lombok juga menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Perkembangan pariwisata, urbanisasi, dan perubahan iklim merupakan beberapa faktor yang mengancam kelestarian alam dan budaya Lombok.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya-upaya yang terintegrasi, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
-
Penguatan Lembaga Adat: Peran lembaga adat dalam pengelolaan sumber daya alam perlu diperkuat. Lembaga adat harus diberikan kewenangan dan dukungan yang cukup untuk menjalankan fungsinya.
-
Pengembangan Wisata Berkelanjutan: Pariwisata harus dikembangkan secara berkelanjutan, tanpa merusak lingkungan dan budaya lokal. Pengembangan pariwisata harus melibatkan masyarakat lokal dan memberikan manfaat ekonomi bagi mereka.
-
Pendidikan dan Pelatihan: Pendidikan dan pelatihan tentang pengelolaan lingkungan dan budaya perlu diberikan kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Pengetahuan tradisional tentang pengelolaan sumber daya alam perlu diintegrasikan dengan ilmu pengetahuan modern.
-
Penelitian dan Pengembangan: Penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan perlu dilakukan untuk mendukung upaya pelestarian alam dan budaya Lombok.
-
Kerjasama Antarpihak: Kerjasama yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta sangat penting untuk mencapai tujuan pelestarian alam dan budaya Lombok.
Harmonisasi alam dan budaya di Lombok bukanlah utopia, melainkan realitas yang tercipta melalui kearifan lokal yang teruji oleh waktu. Keberhasilan masyarakat Lombok dalam menjaga keseimbangan hidup merupakan pelajaran berharga bagi dunia, khususnya dalam menghadapi tantangan lingkungan global. Dengan menjaga dan mengembangkan kearifan lokal, serta berkolaborasi dalam upaya pelestarian, kita dapat memastikan bahwa keindahan alam dan kekayaan budaya Lombok akan tetap lestari untuk generasi mendatang. Ini bukan hanya tanggung jawab masyarakat Lombok, tetapi juga tanggung jawab kita semua.